Selasa, 09 September 2014

Pengajian Menjelang Pernikahan #throwback

Sesuai janji, hari ini sharing tulisan yang dirapel hihi..
Alhamdulillah hari ini mensiversary yang pertama, jadi selain #throwback pengajian menjelang pernikahan, saya juga akan menceritakan konten nasihat saat pengajian supaya menjadi #ntms..

Pengajian menjelang pernikahan umumnya dilaksanakan untuk meminta doa restu dari orang tua, keluarga, dan tetangga-tetangga sekaligus memberikan nasihat pernikahan kepada calon mempelai. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam persiapan dan penyelenggaraan pengajian pernikahan, yaitu:
1. Susunan Acara
Ada sebagian calon pengantin dan keluarga yang menyelenggarakan pengajian sekaligus siraman, ada pula yang pengajian saja. Yang pengajianpun berbeda-beda, ada yang membaca beberapa surat pilihan bersama-sama disertai dengan ceramah (tausiyah), ada pula yang hanya tausiyah saja. Saya saat itu hanya tausiyah saja, alasannya supaya simple dan lebih banyak waktu untuk memberi nasihat sebelum pernikahan. Adapun susuan acara saat pengajian menjelang pernikahan saya adalah sebagai berikut:
~ Pembukaan oleh MC
MC dalam acara ini teman pengajian ibu saya. Konten pembukaannya seperti biasa : ucapan syukur kepada Allah, shalawat, dan sedikit penjelasan mengenai acara seperti tujuan acara dan pengisi acara.
~ Pembacaan ayat suci Al-Qur'an dan terjemahnya
Surat yang dibacakan kemarin QS. Ar-Ruum:21, yang membacakan juga teman pengajian ibu. 
~ Sambutan dari Shahibul hajat
Berhubung acaranya pengajian ibu-ibu, jadilah yang memberikan sambutan ibu saya. Sambutannya antara lain ungkapan rasa syukur karena insya Allah saya mendapatkan jodoh yang baik dan ucapan terima kasih pada yang sudah hadir. 
~ Tausiyah
Tausiyah disampaikan oleh ustadzah Ummi Syauqi, kebetulan masih satu komplek dengan rumah saya. Alhamdulillah kontennya sangat bermanfaat. Tausiyah menjadi inti dari acara, Ummi memaparkan tausiyah sekitar 45 menit.
~ Penutupan
Pentuan diisi dengan mengucapkan Hamdalah danberterima kasih kepada tamu undangan.

Susunan acara tersebut dibuat oleh ibu saya. Sebetulnya ada beberapa susunan yang menurut saya penting, yaitu ungkapan memohon restu dan maaf dari calon pengantin yang kemudian dijawab oleh orang tua. Saya tidak tahu kenapa ibu tidak memasukkan ke dalam susunan acara, mungkin supaya ga nangis-nangis kali ya hihi...

2. Pengisi Acara
Pengisi acara yang dimaksuda adalah orang-orang yang terlibat dalam acara, yaitu : 1 MC, 1 pembaca Al-Qur'an, 1 pembaca terjemahan, 1 penyampai tausiyah. Alhamdulillah punya ibu yang rutin pengajian dan banyak teman, jadi ga pusing mencari pengisi acara. H-3 acara ibu berkoordinasi dengan tiga temannya mengenai susunan acara dan ayat yang akan dibacakan.

Pengisi acara tausiyah pengajian saya kemarin (Ummi Syauqi) tergolong lumayan sibuk, jadi sangat bersyukur beliau bisa mengisi acara. Saya dan Ibu mengunjungi beliau H-10 acara, sempat degdegan beliau tidak bisa mengisi.

3. Konten ceramah
Ummi Syauqi menyampaikan nasihat Umamah binti Harits kepada putrinya yang saat itu akan menikah. Ummi menjelaskan setiap point dengan cara yng menyenangkan sehingga mudah dipahami baik oleh calon pengantin maupun tamu undangan. Ummi berpesan, nasihat ini jangan hanya diterapkan oleh pengantin baru, tetapi juga pengantin yang bilangan usia pernikahannya sudah banyak (Ummi tidak mau menyebut pengantin lawas, hehe). Nasihat tersebut adalah:

~ Istri harus qanaah
Qanaah adalah merasa cukup atas rizki yang Allah curahkan, wujudnya bisa berupa mengucap Alhamdulillah ketika suami memberikan uang bulanan dan tidak menggerutu jika merasa kurang. Tentunya tidak hanya urusan uang bulanan saja, tetapi juga rizki lainnya.

~ Istri harus pandai mendengarkan dan menaati suami
Tidak ada manusia yang tidak ingin didengar, pun dengan suami. Jangan memotong pembicaraan suami. Istri juga harus menaati apa yang diperintahkan suami, sepanjang bukan maksiat dan masih berada pada jalan Allah.

~ Istri harus menjaga penciuman dan penglihatan suami dari yang buruk pada dirinya
Ketika bertemu dengan suami, jangan sampai tercium "bau perjuangan" istri. Hal tersebut bisa dicapai dengan cara mandi, memakai wewangian yang disukai suami, mengganti baju, dsb. 

~ Istri harus menjaga penglihatan suami
Penglihatan suami harus dihindarkan dari mimik wajah kita yang masam, wajah atau pakaian kumel yang sudah tidak layak. Ummi menjelaskan jangan malu untuk bertanya kepada suami mengenai wewangian apa yang disukai, baju seperti apa yang membuatnya senang ketika memandang kita, cara berdandan kita, dsb. Semua dilakukan agar suami senang dan betah bersama kita. Itu adalah upaya untuk menjaga pandangan suami. Ummi menambahkan kita juga harus menjaga sikap terhadap suami jangan sampai sering marah, mengeluh, menggerutu, dsb.

~ Istri harus bisa menjaga waktu tidur suami
Kekurangan tidur akan menyebabkan suami mudah marah. Oleh karena itu, istri harus menciptakan lingungan yang nyaman seperti kamar yang rapi dan wangi. Ummi bercerita (Almh.) Ustadzah Yoyoh semasa hidupnya selalu menaburkan bungan kusukaan suaminya pada malam Jumat. Selain menciptakan lingkungan kamar yang rapi, istri juga harus bisa memilih pembicaraan mana yang penting untuk disampaikan sebelum tidur.

~ Istri harus menyiapkan makan suami
Lapar dapat mengakibatkan kekesalan, sehingga jam makan suami harus dijaga. Istri harus mengetahui apa yang disukai dan tidak disukai suaminya. Makanan dapat disiapkan sendiri maupun dibeli. Namun, memasaknya sendiri tentu memiliki nilai plus karena dapat menyesuaikan dengan selera suami, lebih hemat, dan lebih sehat.

~Istri harus pandai menjaga harta suami
Menjaga harta suami yang dimaksud adalah membelanjakannya dengan baik dan cermat serta menjaga harta simpanan suami sebaik mungkin.

~Istri harus menjaga keluarga dan kerabat suami
Istri harus menjaga dan mendidik anak-anak dengan baik, istri harus berbakti kepada orang tua suami seperti berbakti kepada orang tuanya sendiri. Istri juga harus menyayangi dan menghormati saudara suami. Istri juga sebaiknya mengenal dan berhubungan baik dengan kerabat suami.

~Istri tidak boleh menentang perintah suami
Seorang istri harus taat terhadap apa yang diperintahkan suaminya selama perintah tersebut bukan maksiat.

~Istri tidak boleh membeberkan rahasia dan aib suami
Istri adlah orang kepercayaan suami. Suami akan menyampaikan segala kegundahan, kesedihan, kebahagiaan, kekesalan, kekurangan, dan rahasia-rahasianya kepada istri. Istri harus bisa menjaga kepercayaan suami dengan tidak menceritakannya kepada orang lain. Menceritakan rahasia dan aib suami bisa merusak kehormatan suami.

~Istri harus pandai menempatkan diri
Istri tidak boleh tampak senang ketika suami sedang bersedih, pun tidak boleh tampak sedih ketika ia berbunga-bunga. Sebagai contoh, misalnya salah satu anggota keluarga suami ada yang meninggal sedangkan istri mendapat arisan, jangan sampai berjingkrak di depan suami yang sedang bersedih. Contoh lain misalnya suami sangat bergembira karena promosi jabatan, jangan sampai istri menampakkan muka sedih karena tetangga sebelah baru membeli mobil baru sedangkan dirinya tidak.


Kontennya bagus kan? Saat Ummi tausiyah, tidak hanya saya, tetapi ibu-ibu undangan juga mengangguk-angguk, ada pula yang mencatat supaya menjadi bahan perbaikannya.

4. Tamu Undangan
Tamu pengajian biasanya tetangga sekitar dan keluarga, Kemarin tamu pengajian saya teman-teman pengajian ibu dan tetangga saja karena saudara jauh di Jawa Tengah, jumlah tamu sekitar 80 orang.

5. Tempat 
Tempat pengajian dipengaruhi jumlah tamu undangan. Biasanya jika tamu banyak, bisa menyewa tenda untuk dipasang di depan rumah atau menggunakan gedung serbaguna RT/RW jika ada. Saya melaksanakan pengajian di rumah secara esehan, tidak ada penambahan kursi dan tenda. Tips supaya rumah lebih luas adalah dengan mengeluarkan isi rumah seperti kursi dan meja, acara dibuat lesehan.

6. Makanan ramah tamah
Makanan pada pengajian ada yang berbentuk snack dan prasmanan/ dus. Kemarin snack ditempatkan di piring-piring besar dan diletakkan di tengah-tengah tempat pengajian, Agar tidak ribet dan tidak banyak yang harus dicuci serta dibereskan, makanan dibagian dalam dus/box. Makanan dipesan dari catering yang juga teman ibu.

7. Cinderamata/ Souvenir
Cinderamata/ souvenir pengajian bukan hal yang wajib, cuma ya ituu orang Indonesia tea. Ada beberpa yang selain memberi cenderamata juga membuat buku pengajian. Saya sih ga buat, cuma kalau catin mau buat, ini ada contekan daftar isinya :

I.      Sekapur Sirih
II.     Sambutan Shahibul Hajat
III.    Memelihara Rumah Tangga
IV.    Doa Dari Calon Mempelai
V.     Pesan Orang Tua
VI.    Doa Orang Tua
VII.   Kalam Ilahi
        1.  Q.S. (14) Ibrahim ayat 7
        2.  Q.S. (4) An-Nisaa' ayat 1
        3.  Q.S. (30) Ar-Ruum ayat 21
        4.  Q.S. (25) Al-Furqan ayat 74
        5.  Q.S. (31) Luqman ayat 14
VIII.  Ayat-Ayat Suci Al-Quran
        1. Q.S. (1) Al-Fatihah ayat 1-7
        2. Q.S. (55) Ar-Rahman ayat 1-78
        3. Q.S. (112) Al-Ikhlas ayat 1-4
        4. Q.S. (113) Al-Falaq ayat 1-5
        5. Q.S. (114) An-Naas ayat 1-6
        6. Q.S. (2) Al-Baqarah ayat 255
IX.    Doa Untuk Calon Mempelai
X.     Shalawat
XI.    Doa Penutup

Souvenir pengajian saya tadinya mau jilbab plus bros handmade dari kain satin yang dibakar. Udah on progress 20 pcs, tiba-tiba ibu berubah pikiran, hehe.. Yowis saya nurut saja, akhirnya souvenirnya jadi jilbab paris, bantalan bentuk love untuk nusukin jarum (apa ya istilah kerennya?) sama jarum pentul. Jilbab paris beli di Pasar Baru, dapet harga kodian 170rb/kodi, bantalannya gratis karena itu bawaan dari boneka yang saya jual tapi ga kepake, jarum pentul lupa harganya hehe beli lusinan di Cibadak, bungkusnya pakai kain Tille belinya di Asemka pas masih kerja di Jakarta, harganya jatuhnya 600 per pcs. Ucapan terimakasih print sendiri biar hemat. Souvenir pengajian bisa macem-macem, tapi biasanya karena tamunya ibu-ibu jadilah souvenirnya ibu-ibu banget kaya jilbab, bros, mukena, sajadah, tasbih, dll. Contoh souvenirnya ada di bawah ini..


Calon souvenir yang ga jadi


Souvenir pengajian

Alhamdulillah selesai juga bahasannya... Semoga bermanfaat ya catiiin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar