Jumat, 05 September 2014

Ijab Qabul, Detik-detik Menegangkan #throwback

Hai para catin dan balon (bakal calon) catin!
Di Jumat yang insyaAllah berkah ini, saya mau sharing tentang Ijab Qabul dalam pernikahan. Definisi derta beberapa uraian terkait ijab qabul saya baca dari web konsultasisyariah.com ya...
Ijab adalah pernyataan dari wali perempuan atau yang mewakili, sedangkan qabul adalah jawaban dari sang (hampir) suami.

Ada cerita lucu di balik teks ijab qabul kemarin. Selama ini yang kita tahu dan lihat dari sinetron-sinetron, teks ijab kan : Ananda....., saya nikahkan dan saya kawinkan Engkau.... dst. dan teks qabul : Saya terima nikahnya dan kawinnya.....dst. Ternyata ada revisi saudara-saudara!!

Singkat cerita, waktu petugas KUA ke rumah, beliau meminta saya menulis "contekan" ijab qabul untuk Ayah dan calon suami saya. Beliau mendiktekan kata per kata menjadi suatu kalimat yang tidak familiar  di telinga. Kalimatnya adalah sebagai berikut:

Ijab : Ananda (nama CPP), Bapak nikahkan Ananda dengan (nama CPW), putri kandung Bapak dengan mas kawin (sebut mas kawin), dibayar tunai/ hutang.

Qabul:
Saya terima menikah kepada (nama CPW), putri kandung Bapak, dengan mas kawin berupa...... dibayar tunai/ hutang.

Saya yang merasa keheranan bertanya, "Pak, ini teks baru ya? kok beda?"
Petugas KUA menjawab, "Itu hasil revisi. Teks yang lama kan ada kata 'saya terima nikahnya dan kawinnya', nya itu siapa? nya kan kata ganti orang ketiga, jadi tidak jelas. Maka kami merevisi."

Saya iya-iya aja nih ceritanya, harus nurut dong. Teks ini kemudian saya infokan ke calon suami dan Ayah saya. Tanggapannya? sama seperti saya, merasa heran, aneh, bahkan tidak percaya. Ayah saya malah meminta saya menanyakan ulang ke KUA. Lucunya lagi Ayah saya khawatir saksinya nanti kaget dan men-tidak sah-kan Ijab Qabul karena kalimatnya tidak familiar.

Ayah saya latihan baca Ijab sambil sesekali mengomentari "Ini aneh susunannya, harusnya blablabla.". Di sisi lain dari pihak calon suami juga masih menyimpan keheranan. Mendapatkan serangan dari sana sini, saya mulai gusar (asik gusar bahasanya). Akhirnya saya SMS petugas KUA -yang sekaligus juga penghulu saya-
Saya : "Pak punten, ini teks Ijab Qabul memang begini kan Pak yang baru? Ayah saya nanyain, mungkin masih aneheun tidak seperti biasa"
Petugas KUA : " Iya ,teks yang sama kami berikan juga ke calon pengantin lain."
Sejujurnya ga enak sih ya nanya kaya gitu, berasa ga percaya banget (maafkan saya Pak KUA). Tapi SMS itu saya jadikan bukti otentik ke Ayah saya. Sejak saat itu beliau ga komen lagi bahasanya aneh. hihihi..

Tik tok tik tok.. waktu berlalu..
Hari yang mendebarkan tiba..
Setelah dirias, saya disembunyikan di balik mimbar. Akad dilaksanakan di Masjid  Darul Ma'arif IPDN Jatinangor. Begitu duduk saya langsung deg-degan. Alhamdulillah ditemani tiga sahabat, dokter cantik Gesti, neng Anya dan neng Aty, jadi agak tenang. Pas rombongan CPP dateng, kaki rasanya digiiiiiin banget. Makin gelisah waktu rangkaian acara menuju Ijab Qabul rasanya begitu lama. Belum sampai ke puncak acaranya aja, saya yang cengeng ini mulai cirambai.

Waktu yang ditunggu tiba, penghulu mulai memberi aba-aba. Ayah saya memulai kalimat Ijab, suaranya bergetar ketika menyebut nama saya. Saya yang berada di balik mimbar menangis seketika. Membayangkan betapa Ayah saya sangat berat melepaskan putri satu-satunya ini. Putri yag sejak kecil didekapnya, dibuatkan mainan olehnya, disekolahkan, diberi segala macam hal yang diinginkan, dilindungi, dan disayang dengan penuh. Putrinya akan berada di bawah perlindungan orang lain, orang yang belum tentu mengenal dan bisa menerima putrinya dengan baik dan lapang. 

Ijab dari Ayah saya selesai disampaikan walau sedikit terbata. Calon suami saya melafalkan Qabul, terbata pula hingga belum di-sah-kan. Menurut pengakuan suami saya (pas cerita sudah jadi suami), begitu Ayah bergetar suaranya, suami saya nge-blank hihihi. Akhirnya diulanglah prosesi Ijab Qabul dan Alhamdulillah lancar. SAH! Di balik mimbar saya mengucap syukur sebanyak yang saya bisa. Air mata berlinang membasahi pipi dan membuat saya khawatir make up luntur hehehe. Setelah SAH, saya dijemput suami ditemani perwakilan pengantin pria yang sebekumnya menyampaikan khutbah. Suami memegang dahi saya seraya berdoa, jadilah banjir air mata. Jujur, saat itu entah kenapa kami saling malu memandang wajah masing-masing. Rasanya deg-degan tidak karuan hehe... Setelah memandang suami, saya mendapati matanya juga basah. Kami berdua menangis bahagia, penantian kami berujung indah. Alhamdulillah.

Banjir air mata tidak berhenti sampai di situ. Saat sungkeman dan meminta restu dari Ibu, Ayah, Mama, dan Papa air mata lagi-lagi mendesak keluar. Kami memohon keridhoan orang tua kami agar bisa berumah tangga dengan baik. 

Dari tadi kayaknya banyak kata "air mata" ya? Namanya juga momen sakral dan mengharukan, hehe. Jadi ada beberapa tips nih:
1) Selalu bawa tisu yang sudah dilipat kotakkecil, sematkan di tangan. Jadi kalau nangis ga bingung nyari tisu.
2) Waktu menghapus air mata, jangan disapu, tapi ditekan-tekan aja, supaya make-up ga luntur,
3) Minta sahabat untuk menemani, kalau kamu disembunyikan dulu sebelum ijab kabul.
4) Banyak berdoa.

Oia, ini ada beberapa foto waktu Akad.
 Ditemenin Aty, Anya, Gesti (sebelum deg-degan)

Calon suami dijemput Ayah dan Ibu


Best moment!


 Bersama Ayah-Ibu dan Mama-Papa
Foto ijab qabulnya nunggu dari fotografer ya.. Tampaknya pada geumpeur jadi ga berani mendekat pas ijab qabul. Selamat menunggu detik menegangkan ya catin dan balon catin....





Tidak ada komentar:

Posting Komentar