Sabtu, 16 Januari 2016

Cerita Istri Dokter PTT : Packing-Unpacking Bawaan Bagasi dan Cargo

Hai istri-istri petualang, sesuai janji saya di tulisan sebelumnya saya akan mengupas tuntas perkara barang bawaan saya ke Bajawa dalam rangka ikut suami PTT. Secara garis besar, barang kami dibawa dengan memanfaatkan bagasi dan kabin pesawat, serta menggunakan jasa cargo. Kenapa pakai cargo? karena teman suami yang terbang lebih dulu kena tambahan biaya bagasi sampai 200ribuan, bahkan ada yang sampai 1jutaan karena lebihnya kebanyakan. Selain itu biaya pengiriman via J*E terbilang mahal, dari Bandung ke Bajawa 58rb. Bisa habis di pengiriman barang uangnya, sayang kaan.

Saya bahas mulai dari bawaan di pesawat dulu ya. Barang bawaan di pesawat dibagi menjadi dua yaitu bawaan di kabin dan di bagasi. Rata-rata maskapai penerbangan domestik ekonomi membatasi maksimal bawaan kabin berupa satu tas dengan dimensi tidak lebih dari panjang 50an cm, lebar 20an cm, dan tinggi 30an cm, dengan berat maksimal 5-7kg tergantung besar kecilnya pesawat, serta satu tas tangan atau tas laptop. Aturan lainnya dari beberapa maskapai bisa dibaca di sini ya : Garuda, Lion Air Group, Citilink, Kalstar, Transnusa. Barang apa saja yang kami bawa di kabin? Ada 5 gembolan hehe, yaitu:
1. Tas punggung yang berisi :
 laptop, charger, power bank,  jas dokter, alat pemeriksaan (stetoskop, spigmo, dll), buku-buku kedokteran, payung, dokumen asli dan fotokopi, dan alat BHD. Beratnya lebih dari 7kg karena laptop yang dibawa ada dua (maafkan yaa maskapaiii :D ), mau gimana lagii, bingung mau ditaro dimana kaan.
2. Tas bayi besar yang berisi:
baju bayi, gendongan sling, selimut, bantal,handuk, alat tempur mp-asi (saringan, mutu, mangkok, wadah-wadah kecil). Sebetulnya tas bayi besar ini benar-benar untuk memanfaatkan jatah bawaan kabin alias supaya bagasi ga kelebihan beban. Jadi selain difungsikan sebagai tas bayi, ada juga bawaan saya seperti mukena, quran, bedak dan lipbalm.
3. Tas bayi medium yang berisi :
tas bayi kecil, pospak 5 pcs, hand sanitizer, handuk kecil, baju ganti lengan panjang 1 set, lengan pendek 1 set, minyak telon ukuran kecil, tisu basah, tisu kering, paracetamol drop, (anak saya demam pagi sebelum ke bandara), earmuff, kerudung bayi, kupluk, kerudung saya, dan keresek untuk pospak bekas 5 buah.
4. Tas makanan bayi, yang berisi:
pisang 5 buah, air mineral 1 botol, sendok bayi 3 buah, slabber 2 buah, sippy cup, keresek 2 buah, dan cemilan buat saya hehe..
5. Tas kamera, yang berisi:
kamera, charger, lap microfiber

Nah itu barang yang dibawa di kabin, nampak banyak ya? Tapi kalo udah digembol mah ga begitu repot, apalagi anak bayi digendong pake ergo. Teruuus, apa aja yang dimasukkan bagasi? Meskipun penerbangan pertama dapet jatah 20kg per orang atau 40 kg, sayangnya penerbangan kedua cuma dapet 20 kg untuk berdua, jadilah harus pilih-pilih supaya beratnya ga lebih dari 20 kg. Oia, untuk bayi ga dapet jatah bagasi, sebetulnya perlu dipertimbangkan maskapai nih supaya bayi dapet bagasi, minimal 5 kg lah yaa, secara barang bayi kan banyak. Bikin petisi aja apa? Hehe.. Kembali ke topik, bawaan kami di bagasi diutamakan yang akan dipakai selama menunggu cargo datang, kurang lebih 1 minggu setelah kami sampai Bajawa. Barang-barang tersebut dipak dalam 2 tentengan, yaitu:
1. Koper ukuran medium, yang berisi :
baju suami, baju saya, wadah untuk masakan 2 set, selimut, handuk, sprei, gembok, sarung, lap mikrofiber, spons cuci piring, alat jahit (benang dan jarum), obat pribadi, gunting, gunting kuku, peniti, terminal, lap pel, keresek sampah, sabun mandi dan cuci kemasan kecil (sabun 100 ml, shampo 100ml, sabun cuci sachet 2 bungkus, softener sachet 2 bungkus, sabun cuci piring refill kecil, pembersih lantai 2 sachet, sabun bayi 2 in 1 100ml,  sabun cuci baju bayi kemasan travel ada tuh yang keluaran k*no, softener baju bayi dan sabun cuci piring bayi dikemas di botol kecil bekas air zam-zam), sikat gigi dan pasta gigi kecil.
2. Dus yang berisi :
rice cooker, piring dan sendok melamin 2 buah, wadah nasi dan lauk jepit jemuran, pisau, sendok dan garpu @3 pcs, ban mandi, pompa, sepatu kerja, sendal jepit, dan sleeping bag.

Setelah bongkar keluar masuk barang diperolehberat akhir 20kg lebih sedikit, pas ditimbang di bandara beratnya 20,9kg dan Alhamdulillah ga kena tambahan biaya bagasi.. *sorak-sorai*. Barang-barang tersebut semuanya terpakai, bisa dibilang sukses lah pilih barangnya, ga lebay hehe. Malahan ada beberapa yang ujung-ujungnya harus beli di sini, seperti minyak goreng, garam, gula, soalnya cargonya ga dateng-dateng.

Dari pengalaman saya, inilah tips dan trik membawa bawaan di pesawat:
>Patuhi peraturan yang ditetapkan, misalnya maksimal berat bagasi, ga boleh bawa benda tajam di kabin, cairan boleh dibawa di bagasi dengan wadah dan isi maksimal 100 ml per wadah serta 1L per orang, dsb.
> Masukkan bawaan cair ke dalam wadah plastik yang ada zippernya, untuk mencegah luber ketika bocor.
> Investasikan uang untuk membeli timbangan koper, beli yang murce ada yang 50-100ribu.
> Manfaatkan jatah kabin, lumayan looh 7 kg per orang, tinggal pastiun aja bawaannya bisa diselipin di bawah atau masuk ke kompartemen atas.
> Bawa barang yang akan digunakan untuk 1 minggu.
> Gulung baju-baju dan kareti, untuk pakaian dalam kemrin saya lipat kecil dan dihimpun menjadi satu menggunakan karet, bisa juga dimasukkan ke plastik, atau kalau mau kerenan dikit pake organizer lah.
> Satukan barang-barang kecil seperti gunting kuku, ikat rambut, dsb dalam kotak atau wadah kecil.

Sekarang, mari bahas mengenai cargo. Mencari cargo yang bisa membawa barang ke Bajawa bukan perkara mudah. Awalnya saya mencari pengangkutan dari Jakarta dengan asumsi ada Tanjung Priok di sana, jadi bisa bawa pakai kapal. Didapatlah 3 cargo terpilih, saya telepon satu per satu. Kisaran harganya 6000-6500 per kg, tapiiii minimal pengangkutan 150kg bahkan ada yang minimal 1 truk yang artinya plus minus 3 ton. Kami pikir pengiriman dari Jakarta kurang efektif dan efisien, karena kami masih harus angkut barang dari Bandung ke Jakarta. Kemudian, teman suami menyarankan untuk bertanya ke cargo di sekitar stasiun (di belakang RS Santosa). Pencarian pun dimulai, suami mendatangi satu per satu (saya di mobil karena saat itu hujan). Alhamdulillah pencarian di tengah hujan berbuah manis, ada satu cargo bisa mengirim ke Bajawa dengan biaya 9500 per kg.

Cargo bisa dibilang sudah dapat, tapi apa masalah selesai sampai di situ? Oh tentu tidak :) Ternyata oh ternyata minimal pengiriman 100 kg. Kurang dari itu bisa jadi ga diangkut atau bisa jadi mau biayanya tetap 950rb walaupun kurang dari 100kg. Sayang kaaan, jadilah kami memutuskan belanja kebutuhan satu tahun di Bandung, lalu dikirim via cargo. Berat sih, karena uang rasanya terkuras habis, tapi gimana lagi? Nah supaya belinya sesuai kebutuhan, kami membuat list barang apa yang harus dibawa, dipilih mana yang sudah punya (tinggal bawa), mana yang harus dibeli di Bandung, dan mana yang dibeli di Bajawa. Untuk menentukan jumlah barang habis pakai dalam setahun saya hitung-hitungan berapa kebutuhan sabun, sabun cuci, pospak, minyak, gula, dan sebagainya. Nah, untuk barang yang dibeli di Bajawa jenisnya yang pecah belah seperti piring, gelas, termos. dll. Daripada dibawa dari Bandung trus pecah kan rugi *emak emoh ruhi banget. Barang-barang tersebut kami pak dalam 10 dus berbagai ukuran. Berikut barang bawaan yang kami kirim menggunakan cargo:

1. Keperluan solat : sajadah, sarung, mukena
2. Keperluan mandi dkk: ember, sabun mandi botol dan refill dewasa, shampo, pasta gigi, sikat gigi, handuk, deodoran, pisau cukur+refill, gayung
3. Keperluan masak : panci, wajan, sutil, ceumpal, kompor, rak piring, kukusan, beras, oat, spagethi, minyak, gula, garam, bumbu-bumbu, terigu, kecap, saos, sambal, keju, margarin, ener*en, kacang hijau, nutri*ari, bumbu pecel, teh, santan, centong, sendok sayur, cuntang
4. Keperluan tidur : kasur palembang, selimut, sprei, bantal, kain bali
5. Keperluan makan : mangkok melamin, sendok, garpu, wadah lauk, wadah bekal, wadah minum,
6. Alat rumah tangga : pompa galon, lap mikrofiber, lap kain, karpet, jam, lemari lipat, kemoceng, palu, obeng, selotip listrik, selotip keran, tempat sampah bertutup, container, keset, tisu, kanebo
7. Keperluan cuci dan pel : kain pel, cairan pembersih lantai, tali jemuran, jemuran baju bayi, sikat baju, jepit jemuran
8. Keperluan cuci piring : spons cuci piring, sabun cuci piring botol dan refill, rak piring
9. Keperluan khusus bayi : sabun mandi 2 In 1 botol dan refill, pisau, talenan, panci, piring, potty training, sikat gigi, mainan, selimut, soft book, karton gambar, pospak, bando, balon mandi dan pompa, pelampung, minyak telon, cologne, high chair, sabun cuci piring, sabun cuci, softener, KMS dan buku catatan kesehatan, termometer
10. Lain-lain : lampu emergency, baterai, senter, sepatu sendal cantik, gembok, oleh-oleh Bandung, kapstok, payung, lilin, korek api, keresek kecil, keresek sampah, pembalut
11. Baju-baju
12. Hobi dan hiburan : kain flanel dan alat jahit, stik laptop, carrier, sepatu gunung, speaker, buku bacaan
13. Alat tulis, stapler+isi, klip, spidol, penggaris, kalender
14. Obat-obatan : pereda rasa sakit, penurun panas, obat batuk, obat maag, betad*ne, kasa steril, tetes mata, bioplas*nton, plester, obat alergi, vitamin.
Maaf berantakan, udah pusing mindahin dari Excel heu. Banyak banget kaan, kaya mau pindahan rumah (lha emang hehe). Packingnya pada awalnya disesuaikan kategori, tapi ujung-ujungnya slasab sleseb sih ngisi kekosongan kardus biar si kardus seseg alias penuh berisi.

Oia tentang cargo ini sempat ada 'drama', saya kan ga ikut ke kantor cargo, suami berangkat sendirian. Di kantor cargo, barang bawaan kami diukur volumenya dengan alasan barang per kolinya ringan. Muncullah angka 200an kg, protes dong suami saya. Akhirnya teleponlah ke pemilik cargo, dan ditimbanglah barang-barang itu pakai timbangan beras. Voila, ternyata barang kami 150an kg, secara segala dimasukin sih.Over budget deh, tapi Alhamdulillah ada rezekinya.

Pengiriman menggunakan cargo diestimasikan 2 minggu, tetapi karena ada libur panjang di akhir Desember, jadilah barang kami sampai sekitar 3 minggu. Saat datang, kondisi beberapa kardus penyok, ada juga yang lapisan trash bagnya sobek. Alhamdulillah semua barang kami termasuk yang elektronik sampai dengan selamat.

Nah, yang mau pakai cargo saya bekelin tips dan trik packing cargo (hihi baru sekali aja udah sok-sokan, gapapa yaa berbagi):
> Tarik nafas panjaaaaang, packing cargo akan cukup melelahkan, terlebih ada bayi yang masih sangat ketergantungan sama ibunya. Kemarin kami packing sekitar 2 hari, tentu tidak seharian, memasukkan barang kurang lebih 10-15jam, wrapping dus menggunakan trash bag sekitar 2-3 jam. Itu dengan bantuan ibu saya, kalau engga mungkin bisa lebih dari itu.
> Pastikan harga cargo per kg adalah netto, tidak ada biaya tambahan lain seperti biaya angkut dan merupakan biaya berbasis berat, bukan volume.
>Barang elektronik di-bubblewrap-in, murah koook di balubur cuma 7500 aja per meternya, di cibadak juga ada tapi ga tau harganya berapa. Jangan lupa masukkan ke dus aslinya. Daripada rusak sampai tempat tujuan, iya kaan?
> Biar ga kena hitungan volume, sebaiknya yang bisa dipacking pake karung seperti baju-baju packing pake karung aja.
> Kalau butuh dus, minta ke toko peralatan rumah tangga, swalayan, toko di pasar. Kalau kami sih sekalian beli di tokonya jadi ga malu mintanya hehe. Kalau nyengaja beli dus, meskipun di tukang loak bisa dihargai 5-10ribu per dus.
> Masukkan barang ke plastik sebelum dimasukkan ke karung atau dus untuk menghindari ambrol dan kebasahan.
> Melakban dus jangan cuma satu kali. minimal dua kali lah.
> Gunakan lakban bening, lakban yang cokelat menurut kami daya rekatnya kurang baik (eh apa kami belinya yang murah ya? :D )
> Lapisi bagian bawah-dalam (alas) dus dengan dus lain yangdilipat sesuai ukuran alas, supaya ga ambrol isinya.
> Lapisi karung atau kardus menggunakan trash bag atau kantong plastik yang besar dan kuat.
> Beri solatip pada tutup shampo, sabun, sabun cuci, supaya ga terbuka dan luber.
> Kalau di rumah ada kotak-kotak container dan tray plastik bawa! Supaya penyimpanan di tempat kos atau kontrakan nanti lebih rapi.
> Pisahkan persabunan dengan makanan, supaya ga kontaminasi kalau pahit-pahitnya ada yang bocor.
> Packing barang elektronik bersama barang yang empuk seperti bantal atau selimut.
> Lapangkan hati dan ikhlas menerima kalau ada barang yang rusak, soalnya dari pas naikin ke jemputan juga udah diguling-gulingin kardusnya. Kabarnya sih di kapal juga begitu, bahkan dilempar-tangkap.

Saya tambahin tips unpacking bawaan yaa.. Tips dari saya sebagai berikut :
> Sebelum membongkar, pastikan ada ruangan untuk menyimpan barang, seperti sudah ada lemari untuk baju, atau meja dapur untuk peralatan dapur. Jangan diabrul-abrul hehe.
> Gunting trash bag di sisi kardus yang akan dibuka saja (misalnya bagian atasnya saja) jangan dirobek atau digunting seluruhnya, siapa tau mau pindahan lagi atau dusnya mau dipakai kirim balik ke kampung halaman, tinggal nambah sedikit kan trash bagnya.
> Keluarkan barang yang terpakai, segera tata.
> Himpun barang yang belum akan terpakai dalam waktu dekat menjadi satu, lipat dus yang tidak terpakai lalu simpan agar bisa dipakai kembali.
> Kalau kamu cukup kreatif, dus bisa digunakan sebagai meja, pastikan bagian atasnya rata, lalu tutup dengan kain sebagai taplak. Lumayan, daripada beli meja baru hehe. Saya pakai meja-mejaan ini untuk menyimpan buku-buku dan masakan yang sudah jadi hehe.

Alhamdulillah, sampai juga di penghujung tulisan. Cape ya bacanya? Semoga dimengerti dan bermanfaat.Foto-foto nanti diupdate deh Insya Allah. Salam petualangan!

2 komentar:

  1. Rajin amat! Suwer
    Tolong pekingiiiiiiinnn ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baru bales lewat sini hahaha.. Udah kan ya cuap2 PM mah..
      Mangat ah mak, bentar lagi loh pindahannya...

      Hapus